Monday, July 27, 2015
Maaf, untuk kebaikan yang kuhaturkan padamu
Sungguh pamrih batin yang kau percaya seluruh
Setiap fajar mengecup kedua matamu
Pelukku tak dapat mendekapmu tulus
Selalu ada air mata yang jatuh
Setiap engkau mengadu
Selalu ada mimpi-mimpi yang tumbuh
Tiap jemarimu erat mencengkeram pundakku
Membagi tangis sementara senja menutup jalan pulang
Hingga aku tersesat terlampau jauh
Dengan masih menuntun tanganmu
Yang entah kenapa petang itu tersenyum
Seolah bayang di sisimu akan selalu melindungi...
Ingin kuhentikan langkah yang terus berlari menujumu
Dan menjeratnya abadi, bersama sayap-sayap mati yang terserak di bumi
Bahkan kala gerimis, tiap kau nanti rinduku bergulir
Dan menemuimu dengan wajah tanpa dosa
Sekalipun dalam tidur, aku tidaklah berhenti
Terisak dalam hati
Aku ingin tetap menjadi cerita dalam hidupmu
Namun kutukan hidupku
Terlalu buruk bagimu
Kerinduan sering mengajak aku kesini
ReplyDeletemengira bulir bulir waktu yang pernah bertaut dulu...